Acehnese Women's Participation in Public Space: Navigating Identity, Challenges, and Social Transformation in the Contemporary Era

Mirza Adia Nova, Fathayatul Husna, Futri Syam

Abstract


ENGLISH: This study aims to explore the relationship between women, Islamic law, and Acehnese society from various historical, social, and political perspectives using an analytical approach. The research method used is qualitative-descriptive to understand the social conditions that include thoughts, practices, understandings, perceptions, and cultures related to the issues of Acehnese women in the implementation of Islamic law in Aceh. The research findings indicate that women's involvement in the legislative and bureaucratic fields in Aceh has begun to increase, although their numbers remain limited compared to men. One notable example is Illiza Saaduddin, elected as Mayor of Banda Aceh for the 2025-2030 term. The conclusion indicates that the women's movement in Aceh is not merely opposing the implementation of Islamic Sharia law in Aceh but striving to promote interpretations and practices of Sharia law that are women-friendly, just, and based on the maqasid al-shari'ah. This research provides insights into the role of women in Acehnese society and their contributions to public policy and the implementation of Islamic Sharia law.

INDONESIAN: Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi hubungan antara perempuan, syariat Islam, dan masyarakat Aceh dari berbagai perspektif historis, sosial, dan politis dengan pendekatan analitis. Metode penelitian menggunakan kualitatif-deskriptif untuk memahami kondisi sosial kemasyarakatan yang mencakup pemikiran, praktik, pemahaman, persepsi, dan budaya yang berkaitan dengan masalah perempuan Aceh dalam implementasi syariat Islam di Aceh. Hasil penelitian menemukan bahwa keterlibatan perempuan di bidang legislatif dan birokrasi di Aceh mulai meningkat, meskipun jumlahnya masih terbatas dibandingkan dengan laki-laki. Salah satu contoh nyata adalah Illiza Saaduddin yang terpilih sebagai Walikota Banda Aceh pada periode 2025-2030. Kesimpulan menunjukkan bahwa gerakan perempuan Aceh tidak sekadar menentang penerapan syariat Islam di Aceh, melainkan berusaha mendorong tafsir dan praktik syariat yang ramah terhadap perempuan, berkeadilan, dan berbasis pada maqasid al-syari'ah. Penelitian ini memberikan wawasan mengenai peran perempuan dalam masyarakat Aceh dan kontribusinya terhadap kebijakan publik serta penerapan syariat Islam.


Keywords


Acehness Woman, Sharia Islam, Public Space, Digital, Gender

Full Text:

PDF

References


Aceh, E. (Ed.). (2004). Korban dan Kesaksian: Perempuan Aceh.

Anggriani, J. (2011). Kedudukan Qanun dalam Sistem Pemerintahan Daerah dan Mekanisme Pengawasannya. Jurnal Hukum, 18(3), 320–335. https://doi.org/10.20885/iustum.vol18.iss3.art2

Bahri, S. (2012). Pelaksanaan Syariat Islam di Aceh sebagai Bagian Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jurnal Dinamika Hukum, 12(2), 360. http://dx.doi.org/10.20884/1.jdh.2012.12.2.62

Bahri, S. (2013). Konsep Implementasi Syari’at Islam di Aceh. Kanun Jurnal Ilmu Hukum, 15(2), 314. https://jurnal.usk.ac.id/kanun/article/view/6174

Basyar, M. H. (2008). Peran Elit Lokal dalam Reintegrasi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Pasca MoU Helsinki. Jurnal Penelitian Politik, 5(1), 95–107. https://doi.org/10.14203/jpp.v5i1.506

Feener, R. M. (2016). State Shari’a and Its Limits. In R. M. Feener, D. Kloos, & A. Samuels (Eds.), Islam and The Limits of The State: Reconfigurations of Practice, Community and Authority in Contemporary Aceh (pp. 1–23). Brill.

Hadi, A. (2010). Aceh, Sejarah, Budaya dan Tradisi. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Hasan, N., & Firdaus, F. (2015). Syariat Islam di Aceh: HRW sebut penerapannya langgar HAM. Rappler.Com. https://www.rappler.com/world/asia-pacific/84749-kontroversi-syariat-islam-di-aceh/

Ito, T. (1984). The World of the Adat Aceh: A Historical Study of The Sultanate of Aceh. Australian National University.

Jannah, A. M., Ramadhanti, F., & Oktaferani, W. (2022). Penerapan Syariat Islam dalam Sistem Hukum di Provinsi Aceh. Politea: Jurnal Kajian Politik Islam, 5(2), 107. https://doi.org/10.20414/politea.v5i2.4429

Kamal, M. H. M. (2019). Human Rights Perspectives on Issues in the Implementation of Islamic Criminal Law in Malaysia. Petita: Jurnal Kajian Ilmu Hukum Dan Syariah, 4(1), 14–30. https://doi.org/10.22373/petita.v4i1.5

Khan, S. B. A. L. (n.d.). Sovereign Women in a Muslim Kingdom: The Sultanas of Aceh, 1641-1699. NUS Press.

KontraS. (2021). 23 Tahun Peringatan DOM Aceh: Status Dicabut, Kasus Tak Kunjung Diusut. KontraS. https://kontras.org/2021/08/07/23-tahun-peringatan-dom-aceh-status-dicabut-kasus-tak-kunjung-diusut/

Masrizal. (2020). Inong Balee dan Balee Inong; Kiprah Gerakan Perempuan Aceh di Era Transisi Demokrasi. Community Pengawas Dinamika Sosial, 6(2). https://doi.org/10.35308/jcpds.v6i2.2724

Moleong, L. J. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosda Karya.

Muchsin, M. A. (2018). Kesultanan Peureulak dan Diskursus Titik Nol Peradaban Islam Nusantara. Journal of Contemporary Islam and Muslim Societies, 2(2), 218. http://dx.doi.org/10.30821/jcims.v2i2.3154

Nasrullah, R. (2017). Etnografi Virtual. Simbiosa Rekatama Media.

Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia.

Nova, M. A. (2023). Inong Aceh, Partisipasi Perempuan dalam Pembangunan dan Ruang Publik di Aceh. Al Ukhwah; Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, 2(2), 204. https://doi.org/10.47498/jau.v2i2.2586

Qanun Aceh. (2016). Dinas Syariat Islam Pemerintah Aceh. https://dsi.acehprov.go.id/wp-content/uploads/2017/03/Qanun_Aceh_Nomor_4_Tahun_2016.pdf

Setyadi, A. (2025). Kembali Razia Hotel, Walkot Banda Aceh Temukan Kondom Berserakan-PSK. Detik.Com. https://www.detik.com/sumut/hukum-dan-kriminal/d-7871822/kembali-razia-hotel-walkot-banda-aceh-temukan-kondom-berserakan-psk

Tempo.co. (2022). Pantang Menyerah Dirikan Rumah Aman untuk Perempuan dan Anak Korban Kekerasan di Aceh.

Ulfah, M. N. (2022). Inong Balee dan Pemulihan Pasca Konflik di Aceh: Analis Teori Kekerasan Johan Galtung. Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik, 4(2), 117. https://doi.org/10.24198/jkrk.v4i2.39989

Wahyuningroem, S. L. (2014). Peran Perempuan dan Era Baru di Nanggroe Aceh Darussalam. Antropologi Indonesia, 99.




DOI: http://dx.doi.org/10.29300/hawapsga.v7i1.8542

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2025 Mirza Adia Nova, Fathayatul Husna, Futri Syam

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

LICENSE TERMS: 

 Creative Commons License
Jurnal Hawa: Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak. This is published by UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu and distributed with the permission below Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

Disclaimer: Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak articles published by UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu have been previewed and authenticated by the Authors before publication. The Journal, Editor and the editorial board are not entitled or liable to either justify or responsible for inaccurate and misleading data if any. It is the sole responsibility of the Author concerned. Read our Plagiarism Policy and use of this site signifies your agreement to the Terms of Use.

Journal Publishing Office Location:

Pusat publikasi Ilmiah UIN Fatmawati Sukarno BengkuluLPP2M Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu

Address: Jl. Raden Fatah, Pagar Dewa Kota Bengkulu 38211, Bengkulu, Sumatra Indonesia. Email: hawa@mail.uinfasbengkulu.ac.id