Bahasa dan Keadilan: Pengarusutamaan Gender melalui Budaya Panginyongan
Abstract
Gender is an attribute attached to the distinction between the sexes, especially with regard to the division of roles. This study aims to determine whether cultural values in the relation of the locality of Panginyongan culture have relevance to the vision of gender mainstreaming. Panginyongan is a subculture of Javanese macroculture, but has several fundamental differences with Mainstream Java, such as the absence of a hierarchy in language and communication. Language is a representation of values that may have implications in other contexts, including gender issues. The writing of this article is an ethnomethodological study, which is a subjective approach, about the awareness, perceptions, and actions of individuals in their interactions with the social setting they occupy. The method used is a combination of field studies and literature. The article was written using a qualitative descriptive analysis. The results show that the value of language equality in the Panginyongan culture has a correlation with gender equality. Contextualization of gender equality values in Panginyongan culture can be realized if the actors are able to reproduce the culture. Cultural reform is carried out by: 1) raising the image of the Panginyongan language to be more authoritative, not extras and humor, 2) changing the philosophy of Panginyongan along with the empowerment of women as the core character, from being marginalized, and 3) revitalizing local figures who are knights, officers, openness, honesty, and wisdom (Bawor).
Abstrak:
Gender menjadi atribut yang melekat pada pembedaan jenis kelamin, terutama berkaitan dengan pembagian peran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah nilai budaya dalam relasi lokalitas budaya Panginyongan memiliki relevansi dengan visi pengarusutamaan gender. Panginyongan merupakan subkultur dari makrokultural Jawa, tetapi memiliki sejumlah perbedaan mendasar dengan Jawa Mainstream, seperti tiadanya hierarki dalam bahasa dan komunikasi. Bahasa merupakan representasi nilai yang mungkin sekali berimplikasi pada konteks lainnya termasik isu gender. Penulisan artikel ini merupakan studi etnometodologi, yakni suatu pendekatan subjektif, tentang kesadaran, persepsi dan tindakan individu dalam interaksinya dengan seting sosial yang ditempatinya. Metode yang digunakan adalah kombinasi antara studi lapangan dan kepustakaan. Artikel ditulis menggunakan analisa deskriptif kualitatif. Hasilnya menunjukan bahwa nilai kesetaraan berbahasa dalam budaya Panginyongan memiliki korelasi dengan kesetaraan gender. Kontekstualisasi nilai-nilai kesetaraan gender dalam budaya Panginyongan dapat diwujudkan apabila para pemerannya mampu melakukan reproduksi budaya. Reformasi budaya dilakukan dengan cara: 1) mengangkat citra bahsa Panginyongan menjadi lebih berwibawa, bukan figuran dan humor, 2) merubah filosofis Panginyongan bersamaan keberdayan perempuan sebagai inti karakter, dari keterpinggiran, dan 3) merevitalisasi tokoh-tokoh lokal yang ksatria, perwira, keterbukaan, kejujuran, dan bijaksana (Bawor).Keywords
Full Text:
PDFReferences
Hartanto, S. I. (2016). Perspektif Gender Pada Lengger Lanang Banyumas. Pantun Jurnal Ilmiah Seni Budaya, 1(212), 145–153.
Herusatoto, B. (2008). Banyumas ; Sejarah, Budaya, Bahasa, Dan Watak (1st Ed.). Lkis.
Hidayat, S. (2019). Bawor Dalam Pakeliran Banyumasan. 1–19.
Johny, R. H. (2010). Studi Etiologi Kriminal Di Wilayah Hukum Polres Banyumas.
K Khristianto, W. N. (2012). Memanfaatkan Data-Data Bahasa Yang Hilang Dalam Rekaman Humor Making Use The Recorded Language Relics In Humor Pieces. In International Seminar “Language Maintenance And Shift Ii”, July 5-6, 2012 I.
Khusnul Khotimah, S. (2017). Konstruksi Identitas Kultural “Wong Ngapak” Melalui Konsumsi Media Dialek Banyumasan. Studi Budaya Nusantara, 1(2), 11–19. Https://Doi.Org/10.21776/Ub.Sbn.2017.Oo1.02.02
Lestari, S., Marwah, S., & Pratiwi, O. C. (2019). Capaian Indeks Pemberdayaan Gender Kabupaten Banyumas Pasca Mdgs Dalam Perspektif Regional Dan Nasional. Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Papers, 6(November), 1–9.
Marwah, S., & Widyastuti, T. R. (2015). Representasi Sejarah Dan Tradisi Kuno Banyumas: Antara Peran Perempuan Dan Pelestarian Adat Oleh Negara. Paramita: Historical Studies Journal, 25(1), 109–117. Https://Doi.Org/10.15294/Paramita.V25i1.3424
Muflichah, H. S., & Bintoro, R. W. (2009). Trafficking: Suatu Studi Tentang Perdagangan Perempuan Dari Aspek Sosial, Budaya Dan Ekonomi Di Kabupaten Banyumas. Jurnal Dinamika Hukum, 9(2), 125–134. Https://Doi.Org/10.20884/1.Jdh.2009.9.2.222
Pawestri, A. G. (2020). Membangun Identitas Budaya Banyumasan Melalui Dialek Ngapak Di Media Sosial. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 19(2), 255–266. Https://Doi.Org/10.17509/Bs_Jpbsp.V19i2.24791
Priyadi, S. (2007). Cablaka Sebagai Inti Model Karakter Manusia Banyumas. Diksi, 14(1), 11–18.
Pudyadhita, T. (2012). Representasi Perempuan Penari Dalam Kesenian Rakyat Ronggeng (Studi Semiotika Pada Film Sang Penari) (Vol. 15, Issue 2). Universitas Diponegoro.
Puspita, D. R., Wahyuningrat, W., Dharma, P., & Isna, A. (2019). Pengembangan Kapasitas Penyuluhan Berbasis Masyarakat Berperspektif Gender Dalam Meningkatkan Ketahanan Keluarga Di Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas. Dinamika Journal : Pengabdian Masyarakat, 1(4), 24–36. Https://Doi.Org/10.20884/1.Dj.2019.1.4.931
Rokhman, A., Santosa, I., & Pangestuti, S. (2021). Penggunaan Bahasa Banyumasan Berdasarkan Karakteristik Penutur Dan Kecenderungannya Di Media Digital. 1–17.
Suhardi, I. (2013). Budaya Banyumasan Tak Sekadar Dialek (Representasi Budaya Banyumas Dalam Prosa Karya Ahmad Tohari). Jurnal Elektronik Wacana Etnik, 4(1), 37. Https://Doi.Org/10.25077/We.V4.I1.44
Widianingsih Rindha. (2019). Bahasa Ngapak Dan Mentalitas Orang Banyumas : Tinjauan Dari Perspektif Filsafat Bahasa Hans-Georg Gadamer. Jurnal Ultima Humaniora, Ii(March), 186–200. Https://Www.Researchgate.Net/Publication/331976186_Bahasa_Ngapak_Dan_Mentalitas_Orang_Banyumas_Tinjauan_Dari_Perspektif_Filsafat_Bahasa_Hans-Georg_Gadamer_Rindha_Widyaningsih
DOI: http://dx.doi.org/10.29300/hawapsga.v5i2.2577
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 HAWA
Jurnal Hawa: Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak is Indexed by:




Disclaimer: Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak articles published by UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu have been previewed and authenticated by the Authors before publication. The Journal, Editor and the editorial board are not entitled or liable to either justify or responsible for inaccurate and misleading data if any. It is the sole responsibility of the Author concerned. Read our Plagiarism Policy and use of this site signifies your agreement to the Terms of Use.
Journal Publishing Office Location:
Pusat publikasi Ilmiah UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, LPP2M Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu
Address: Jl. Raden Fatah, Pagar Dewa Kota Bengkulu 38211, Bengkulu, Sumatra Indonesia. Email: hawa@mail.uinfasbengkulu.ac.id