Nilai-nilai Filosofis pada Simbol Tari Pedang Masyarakat Berkas Kota Bengkulu

Rian Hasbi Amrullah

Abstract


Abstract: The Philosophy Values of Tari Pedang Symbol Berkas Village of Bengkulu. Tari pedang is one of the dances originating from Bengkulu City. This dance art has an important place in society so that it is always used in various activities in life. Apart from being a means of entertainment that is seen in its beautiful shape, dance also functions as a means of ceremony. The main factor of dance in a ceremony, is not merely seeing its beauty, but which becomes a force in the ritual ceremony and has a meaning that can influence and help the surrounding environment as desired by the supporting community. The problem in this research is how the philosophical meaning of the Masyaralat Sword Dance in Bengkulu City filesThis study aims to find out the philosophy meaning contained in each Tari Pedang series. This study uses qualitative descriptive research method using semiotic Theory. Data collection in this study uses interview, observation and documentation techniques. Furthermore, data analysis uses data reduction, data analysis and conclusion drawing. This dance is to welcome great guests. then the core of the Tari Pedang consists of 9 movements. First, rendai movement are meaningful as expertising is needed in the life to be useful to others. Secondly, sembah rendai movements are meaningful as a tribute to the great guests and the tari pedang program. Secondly, the wrong movement of the waist is a meaningful movement as a policy in making decisions. Third, the movement of langkah tigas refer tocustum term “Adat bersendikan Syara, dan Syara bersendikan Kitabullah”. Fourth, the movement of tangan beseluk as the meaning of dancer’s skill in martial arts who are ready ake care of grear guest. Fifth, the movement of mecah langkah as a means of the dance’s valor who are ready in any case sprightly. Sixth, the movement of ari pane bertudung pedang as a meaning of violence as the final solution in an emergency as self protection. Seventh, the movement of gayung as means don’t solve the problem by a rude way. Eight, the movement of meletak pedang as means be careful by the problrm that have been completed. Nineth, the movement sembah rendai as a tribute to the great guests and to the spectators present at the tari pedang program.

Keywords


Keywords: the philosofy values of Tari Pedang

Full Text:

PDF

References


Pustaka Acuan

Abdulsani, Sosiologi, Skematika Teori, dan

Terapan, Jakarta : PT Bumi Aksara,

Agus Setianto, Gerakan Sosial Masyarakat

Bengkulu Abad XIX, Yogyakarta:

Ombak, 2015

Alex Sobur, Simiotika Komunikasi, Bandung:

PT Remaja Rosda Karya, 2004.

Ali Mudhofir, Garis Besar Filsafat, Fakultas

Filsafat UGM: arta.1985, hlm. 6.

Arthur Asa, Berger. Pengantar Semiotika.

Yogyakarta:. Tiara Wacana. 2010.

Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan Suatu

Analisis Sosiologi tentang Pelbagai

Problem Pendidikan .Jakarta: Rineka

Cipta, 2000.

Bernard Raho, Teori Sosiologi Modern,

Jakarta : prestasi pusaka, 2007.

Budiono Herusatoto, Simbolisme dalam

Budaya Jawa, Yogyakarta :

hanindita Graha Widia, 2001.

C.A. Van Perursen, Strategi Kebudayaan,

(Yogyakarta:Kanisisus, 1998.

Cholid Nurkuko dan Abu Ahmadi,

Metodologi Penelitian, Cet. 1, Jakarta:

Bumi Aksara, 1997.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus

Besar Bahasa Indonesia(KBBI), Edisi

ke-3. Jakarta: Balai Pustaka, 2000.

Erin Kartika Trizilia, Fungsi Tari Kejei Pada

Upacara Perkawinan Di Curup

Kabupaten Rejang Lebong Provinsi

Bengkulu, Skripsi Fakultas Bahasa

dan Tari UNY. Yogyakarta, 2014.

Faridatul Wasimah, Makna Simbol Tradisi

Mudun Lemah,Skripsi, UINSA,

Hidayat, Robby, Wawasan Seni Tari.

Pengetahuan Praktis Bagi Guru. 2005.

http//bengkulukota.bps.go.id

http//eprints.mercubuana-yogya.ac.id

http//eprintw.ums.ac.id diakses

http//repository.ipb.ac.id

http//repository.unimus.ac.id

http//repository.usu.ac.id

http//scholar.unand.ac.id

Imam Suprayogo dan Tobroni, Metode

Penelitian Sosial-Agama, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2001.

Irsal, MaknaEtis “Punjung Nasi Sawo” Pada

Acara Pernikahan Suku Rejang Di

Kecamatan Batiknau Kabupaten

Bengkulu Utara, Tesis Pascasarjana,

IAIN Bengkulu, Jurusan Filsafat

Agama, 2016.

Ismail, Dengan Judul “Nilai-Nilai Agama

Dalam Tradisi Mengundang Benih

(Analisi Nilai-Nilai Spitradisi

Kearifan Lokal Masyarakat

Lebong)”(STAIN Bengkulu: P3M,

Ismail, Masuk dan Berkembangnya Islam di

Bengkulu Abad XVI-XX, Cet.

pertama, (Cirebon: CV. ELSI PRO,

Jurnal UNPAK. Efektifitas Antibakteri Ekstrak

Daun Sirih, Vol 5. 2015

Kaelan, Filsafat Pancasila: Pandangan

Hidup Bangsa Indonesia,

Paradigma: Yogyakarta, 2002.

Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif Bidang

Filsafat, Yogyakarta: Pradigma.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat,

Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2008.

Ki Hajar, Dewantara, Kebudayaan

.Yogyakarta: Penerbit Majelis

Luhur Persatuan Tamansiswa,

Lasiyo dan Yuwono, Pengantar Ilmu

Filsafat, Liberty: Yogyakarta, 1985,

sebagaimana dikutip pula oleh

Surajiyo, Ilmu Filsafat: Suatu

Pengantar, Bumi Aksara: Jakarta,

Lexy. J. Moleong, Metodelogi Penelitian

Kualitatif, Cet. Ke-13, Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2002.

Loren Bagus, kamus filsafat, Jakarta :

gramedia pusaka utama, 2005.

M. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan

Islam, Yogyakarta: Pustaka pelajar,

Mattulada, Kebudayaan Kemanusiaan Dan

Lingkungan Hidup .Hasanuddin

University Perss, 1997.

Moleong, Lexy. J. Metodelogi Penelitian

Kualitatif, Cet. Ke-13, Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2002.

Muhaimain dan Abdul Mujib, Pemikiran

Pendidikan Islam, Bandung:

Trigenda Karya, 1993.

Nur Hikma Usman, Representasi Nilai

Toleransi Antarumat Beragama

Dalam Film “Aisyah Biarkan Kami

Bersaudara”(Analisis Semiotika

Charles Sanders Pierce ) Skripsi

Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Alauddin Makassar. Makasar,

Piotr Sztompka, Sosiologi Perubahan

Sosial.Jakarta:Prenada Media Grup,

Poniman, Dialektika Agama Dan Bdaya Dalam

Upacara Tabot, Bogor : PT. Penerbit

IPB Presss, 2014.

Rahmida, Setiawati. Seni Tari. Jakarta :

Direktorat. 2000.

Rizal Mustamsyir dan Misnal Munir,

Filsafat Ilmu, Pustaka Pelajar:

Yogyakarta, 2006.

Robby, Hidayat. Wawasan Seni Tari.

Pengetahuan Praktis Bagi Guru. 2005.Rosadi Ruslan, Metode Penelitian Public

Relation dan komunikasi, Cet. Ke-V,

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

Ruslan, Rosadi, Metode Penelitian Public

Relation dan komunikasi, Cet. Ke-V,

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi,

Setangkai Bunga Sosiologi .Jakarta:

Yayasan Badan Penerbit Fakultas

Ekonomi UI, 1964.

Setiawati, Rahmida,. Seni Tari. Jakarta :

Direktorat. 2000.

Seto Wahyu Wibowo, Indiwan. Semiotika

Komunikasi.Jakarta:Penerbit Mitra

Wacana Media,2013.

Soedarsono . 2010 . Seni pertunjukan

indonesia di era globalisasi

Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press.

Soedarsono. Pengantar Pengetahuan Dan

Komposisi Tari.Yogyakarta:

Akademi Seni Tari Indonesia.

Soerjono, Soekanto. Sosiologi suatu Pengantar

Jakarta: Rajawali Pers, 2009.

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan,

Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D, Bandung: Alfabeta, 2009.

Sujono Soekamto, Sosioligi Suatu Pengantar,

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.

Sumaryono. Antropologi Tari. ISI

Yogyakarta. 2011.

Sutarjo Adisusilo, JR. Pembelajaran Nilai

Karakter, Jakarta: PT Rajagrafindo

Persada, 2012.

Tantawi Jauhari, Dkk, Sejarah Melayu

Bengkulu, Bengkulu: CV. Nala

Persada, 2006

Wawancara bersama Informan, toko adat,

agama, dan masyarakat




DOI: http://dx.doi.org/10.29300/mtq.v7i1.5035

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Indexing by :

   

 

     

 

Creative Commons License
Jurnal Manthiq ini diterbitkan oleh UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu dan Disebarluaskan dengan perijinan dibawah Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License..

__________________________________________________

MANTHIQ: JURNAL FILSAFAT AGAMA DAN PEMIKIRAN ISLAM
UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu
Jl. Raden Fatah, Pagar Dewa Kota Bengkulu 38211
Bengkulu, Sumatra Indonesia (0853-8130-5810)