Wahdatul Wujud dalam Perspektif Hamzah Al Fansuri dan Syeikh Siti Jennar

Anton Noverdin

Abstract


Abstract: Wahdatul Wujud in the Perspective of Hamzah Al Fansur and Sheikh Siti Jennar. One of the early figures who spread Sufism in the archipelago was Shaykh Siti Jenar, who was famous for his concept which was a controversy about the issue of life and death, God and freedom, and the place where the Shari'a was applied. Sheikh Siti Jenar views that human life in this world is called death. On the other hand, what is generally called death is the beginning of an essential and eternal life by him. As a consequence, human life in this world cannot be subject to worldly laws, such as state law. In this study, the author uses a library research method that focuses on aspects of thinking, the history of the two figures, as well as other figures who influence them. So in conducting library research, make a collection of primary and secondary books, which are related to all references that support this writing study. Hamzah Fansuri has thoughts about wahdatul embodiment or embodiment, namely: first, the essence of being, that there is only one being, namely Allah, even though the forms appear to be many. Both Eka in Diversity, that form does not only include its unity even though it has many forms. Third, the creation of nature, the process of creating nature starts from la ta'ayyun, ta'ayyun, tanazzul, by going through the five dignity (phases), and will bertaraqqi to la ta'ayyun while Shaykh Siti Jenar's thoughts about divinity are what are famous on the island of Java as Manunggaling Kawula lan Gusti, which in the author's understanding is almost the same as the teachings of the Wahdatul Being. Where God and nature are one entity or God is immanent with nature (humans). Keywords: Wahdatul Wujud, Perspective of Hamzah Al Fansuri, and Perspective of Sheikh Siti Jennar Abstrak: Wahdatul Wujud dalam Perspektif Hamzah Al Fansuridan Syeikh Siti Jennar. Salah satu dari tokoh awal yang menyebarkan ajaran tasawuf di kepulauan Nusantara ini adalah Syaikh Siti Jenar, yang terkenal dengan konsepnya yang kontroversial tentang persoalan hidup dan mati, Tuhan dan kebebasan, serta tempat berlakunya syariat tersebut. Syekh Siti Jenar memandang bahwa kehidupan manusia di dunia ini disebut sebagai kematian. Sebaliknya, apa yang disebut umum sebagai kematian, justru disebut sebagai awal dari kehidupan yang hakiki dan abadi olehnya. Sebagai konsekuensinya, kehidupan manusia di dunia ini tidak dapat dikenai hukum yang bersifat keduniawian, misalnya hukum negara. Dalam riset ini penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan (Library Research) yang memfokuskam kepada aspek pemikiran, sejarah dari dua tokoh serta tokoh-tokoh lainya yang mempengaruhinya. Maka dalam mengadakan penelitian kepustakaan penyusun melakukan pengumpulan dari buku-buku primer maupun sekunder, yang ada kaitanya dengan seluruh referensi yang mendukung studi penulisan ini. Hamzah Fansuri memiliki pemikiran tentang wahdatul wujud atau wujudiyyah, yaitu: pertama Hakekat Wujud, bahwa wujud itu hanya satu yaitu Allah meskipun wujud itu kelihatan banyak. Kedua Eka dalam Keanekaan, bahwa wujud bukan hanya mencakup kesatuannya meskipun ia bertajalli dalam banyak bentuk. Ketiga Penciptaan Alam, proses penciptaan alam dimulai dari la ta’ayyun, ta’ayyun, tanazzul, dengan melalui lima martabat (fase), dan akan bertaraqqi kepada la ta’ayyun sedanngkan Pemikiran tentang ketuhanan yang dimiliki oleh Syaikh Siti Jenar adalah apa yang masyhur di pulau Jawa dengan sebutan Manunggaling Kawula lan Gusti, yang dalam pemahaman penulis hampir sama dengan ajaran dari paham wahdatul wujud. Dimana Tuhan dan alam adalah satu kesatuan atau Tuhan itu immanen dengan alam (manusia). Kata Kunci: Wahdatul Wujud, Perspektif dari Hamzah Al Fansuri, dan Perspektif dari Syeikh Siti Jennar

Keywords


Wahdatul Wujud, Perspective of Hamzah Al Fansuri, and Perspective of Sheikh Siti Jennar

Full Text:

PDF

References


Daftar Pustaka

A.E.Afifi, Filsafat Mistis Ibnu Arabi, Gaya Media Pratama,Jakarta: 1995)

A.Rivay Siregar, Tasawuf Dari Sufisme Klasik Ke Neo-Sufisme, Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2000, Cet II,.

Abdul Aziz, Penilaian Teologis Atas Paham Wahdat al-Wujud (Kesatuan Wujud): Tuhan,Alam, Manusia dalam Tasawuf Syamsuddin Sumatrani, Padang: IAIN IB Press, 1999,

Abdul Hadi W. M, Heurmeneutika, Estetika dan Religiusitas, (Yogyakarta: Matahari, 2004

Abdul Hadi W.M, Tasawuf yang tertindas, Kajian Hermeneutik terhadap Karya-karya Hamzah Fansuri, Jakarta: Paramadina, 2001,

Abdul Hadi WM, Hanzah Fansuri Risalah Tasawuf dan puisi-puisinya, Bandung : Mizan 1995

Abudin Nata, Akhlak tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997).

Afif Anshori, Tasawuf Falsafi Syaikh Hamzah Fansuri, Yogyakarta: Gelombang Pasang, 2004

Afif Ansori, Tasawuf Falsafi Syaikh Hamzah Fansuri, (Yogyakarta: Gelombang Pasang, 2004)

Agus, Sunyoto,Suluk Abdul Jalil, buku I,Yogyakarta:Lkis, , 2002.

Ahmad,Chodjim, Syekh Siti Jenar: Makna Kematian, Jakarta:Serambi,2004.

Alwi Shihab, Akar Tasawuf di Indonesia; Antara Tasawuf Sunni dan Tasawuf Falsafi, (Pustaka Iman, 2009)

Annemarie Schimmel, Dimensi Mistik Dalam Islam, Jakarta: Pustaka Firdaus)

Ar Risalah Ash Shafidiyah ,

Bakker Anton Zubair Charis Ahmad,Metode Penelitian Filsafat ,Kanissius,(Yogyakarta :1990)

Bangun Ahmad Nasution,Rayani Hanum Siregar,Akhlak Tasawuf;PengenalanPemahaman, dan Pengaplikasiannya Disertai Biografi dan Tokoh-Tokoh Sufi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013)

Drewes, G.W.J dan L.F.Brakel, The Poem Of Hamzah Fansuri, (Leiden:KITLV, 1986),.

Edwar Djamaris, Saksono Prijanto, Hamzah Fansuri dan Nuruddin Ar-Raniri, (Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Direktoral Jendral Kebudayaan Jakarta 1995/1996),.

Enksiklopedi Islam,(Jakarta :PT Ichtiar Baru Van Hoeve,huruf 1 ,1993)

H.A.Rivay Seregar, Tasawuf dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2002) ,cet 2

Harun Nasution, Falsafah dan Mistisisme dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1999,

Ibrahim Hilal, Tasawuf Antara Agama dan Filsafat, Sebuah Kritik Metodologis,terj, (Bandung :Pustaka Hidayah,2002) ,cet I

Kandito, Argawi, Pengakuan-pengakuan Syaikh Siti Jenar, Yogyakarta:Pustaka Pesantren, 2012,

Kautsar Azhari Noer, Ibn Al-‘Arabi:Wahdat al-Wujud dalam Perdebatan, Paramadina,Jakarta: 1995, Cet ke I

Kautsar Azhari Noer, Tasawuf Perenial, Kearifan Kritis Kaum Sufi, Serambi, Jakarta, 2003, Cet-I,

M,Solihin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, (Bandung :Pustaka Setia,2008)

M. Chatib Quzwain, Mengenal Allah Suatu Studi Mengenai Ajaran Tasawuf Syaikh ‘Abdus Shamad Al-Palimbani, Jakarta: Bulan Bintang, 1985,

M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishba; Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an Volume 18, Jakarta: Lentera Hati, 2002

M.Solihin, Melacak Pemikiran Tasawuf di Nusantara, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005)

Majid Fakhry, Sejarah Filsafat Islam, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1987)

Martin Van , Bruinessen , Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia, Bandung:Mizan, 1992.

Mestika Zed,Metode Penelitian Kepustakaan,(Jakarta:Yayasan Obor Indonesia,20014)

Muhammad Sholikin, Manungaling Kawula Gusti, Filsafat Kemanungalan Syekh Siti Jenar, CET :I , Yogyakarta :Narasi, 2014.

Mulyadi, Kartanegara,MenyelamiLubukTasawuf,Jakarta:Erlangga, 2006,

Reynol A. Nicholson, Mistik dalam Islam, terj. Tim Penerjemah BA, Jakarta: Bumi Aksara, 2000,

Rinkes, D.A, , Nine Saint of Java, Malaysian Sociological Research Institute, Kuala Lumpur.1996

Ris’an Rusli, Tasawuf dan Tarekat;Studi Pemikiran dan Pengalaman Sufi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013.

Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar ,1999)

Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf, (Jakarta: Amzah, 2012)

Simuh, Tasawuf dan Perkembangan dalam Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996, Cet-I,

Sunyoto, Wali Songo :Rekonstruksi Sejarah Yang Disingkirkan, Tangerang:Transpustaka,2011.

Susatyo Budi Wibowo, Syekh Siti Jenar Sang Kontroversial, Yogyakarta : Araska, 2017,

Tahqiq Abu Abdilah Sayyid bin Abbas al Hulaimi dan Abu Mu’adz Aiman bin Arif ad Dimasyqi, Adhwau as salaf, Ar Risalah Ash Shafadiyah,Syaikul Islam Ibnu Taimiyah (728H) ,Riyadh ,cet 1 Th.1423,

Totok Jumantoro, Samsul Munir Amin, Kamus Ilmu Tasawuf, Jakarta : Amzah, 2012

Zakaria Ahmad, Sekitar Kerajaan Aceh, (Medan: Memora, 1972), hlm. 110.

Zoetmulder, P. J, , Manunggaling Kawula Gusti: Pantheisme dan Monisme dalam Sastra Suluk Jawa; Suatu Studi Filsafat, Jakarta:Gramedia, 1991.




DOI: http://dx.doi.org/10.29300/mtq.v8i1.4864

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Indexing by :

   

 

     

 

Creative Commons License
Jurnal Manthiq ini diterbitkan oleh UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu dan Disebarluaskan dengan perijinan dibawah Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License..

__________________________________________________

MANTHIQ: JURNAL FILSAFAT AGAMA DAN PEMIKIRAN ISLAM
UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu
Jl. Raden Fatah, Pagar Dewa Kota Bengkulu 38211
Bengkulu, Sumatra Indonesia (0853-8130-5810)