ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI: Representase Masalah Sosial dan Dakwah Islam Berbasiskan Kebutuhan Mad’u
Abstract
Masalah sosial yang direpresentasekan dalam film Alangkah Lucunya Negeri Ini mencakup tiga macam persoalan, yakni pendidikan dan pengangguran, kemiskinan, dan masalah judi dalam bentuk kuis berhadiah di media televisi. Isu pendidikan disampaikan berhubungan dengan lapangan kerja, pengangguran yang berpendidikan tinggi dapat menjadikan seseorang stress karena belum bekerja. Film ALNI meyakinkan khalayaknya bahwa pendidikan itu penting, bagi semua orang. Sedangkan kemiskinan sebagai masalah sosial ditandakan dengan kesenjangan pembangunan, kemiskinan terjadi sebagai dampak dari adanya korupsi dan ketidak adilan. Beberapa pesan dakwah Islam adalah berusahalah dan minta pertolongan hanya kepada Allah SWT, kebersihan adalah sebagian dari iman, pentingnya anak-anak diajarkan syhadat, shalat, keimanan. Memulai pekerjaan dengan diawali membaca bismillah. Islam tidak mengenal dengan adanya dosa turunan, ataupun seseorang menanggung dosa oranglain. Pesan dakwah Islam secara bertahap, mencari rezeki (makan) dari sesuatu yang baik. Selalu beristighfar dan memohon ampun kepada Allah SWT atas dosa yang diperbuat oleh diri sendiri maupun seseorang boleh memohon (berdoa) kepada Allah SWT agar diberikan ampunan dosa orang yang didoakan. Sebagaimana anak boleh mendoakan orangtua, dan sebaliknya orangtua dapat pula memohonkan ampun atas dosa-dosa anaknya kepada Allah SWT. Dalam hidup ini sepatutnya mempunyai rasa dan sikap peduli kepada sesama.
Koherensi (keterkaitan/keselarasan) antara masalah sosial dengan pesan dakwah Islam yang disampaikan dalam film Alangkah Lucunya Negeri Ini? yakni: Pertama, untuk lepas dari pengangguran dan kemiskinan maka orang harus berusaha, meskpiun usaha tersebut adalah beternak Cacing dan mengelola uang hasil dari perbuatan copet, menjadi ‘bos’ anak-anak copet [seperti yang dilakukan oleh Jarot], untuk dua perosalan kalau tidak ada pilihan lain untuk mencari nafkah maka lakukanlah, namun jangan lupa sering-sering minta ampun kepada Allah, minta petunjuk supaya mendapat jalan yang lebih baik. Disini terdapat koherensi antara masalah sosial pengangguran, dan pesan dakwah Islam, yakni pengangguran – pekerjaan – dengan bagaimana bekerja menurut ajaran Islam. Kedua; berbagai persoalan yang dihadapi, seperti kemiskinan dan pendidikan [representase kelompok anak copet dan Muluk yang memilih kerja mengatur keuangan hasil copet], sebagai penanda pesan tentang pentingnya mencari pekerjaan yang halal maupun memakan makanan yang halal. Membantu anak-anak copet keluar dari dunianya dan mendapat upah dari uang copet adalah haram.
Key word: pendidikan, kemiskinan, pesan dakwah
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Onong Uchjana Effendy. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), hlm. 210
Elvinaro Ardianto, dkk. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), hlm. 145
Dalam surah al-Baqarah misalnya; Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit (ayat 189), Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan (ayat 215), mereka bertanya kepadamu tentang berperang di bulan haram (ayat 217), Mereka bertanya kepadamu tentang Khamar (ayat 219), mereka bertanya padamu tentang haidh (ayat 222). Orang kafir bertanya tentang hari kebangkitan (QS. An-Nazi’at ayat 42), mereka bertanya bilakah hari pembalasann itu (QS. Adz-Dzariyat ayat 12), mereka bertanya tentang hari berbangkit (QS. Al-Ahzab ayat 63), mereka bertanya tentang Zulkarnain (QS. Al-Kahfi ayat 83), mereka bertanya kepadamu tentang roh (QS. Al-Isra ayat 85).
Amin, Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah, Jakarta: Amzah.
Abda, Slamet Muhaimin. 1994. Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah Surabaya: Al-Ikhlas.
Ardianto, Elvinaro dkk. 2007. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Anshari, Hafi. 1993. Metodologi Dakwah Kontemporer, Surabaya: al-Ikhlas.
Aziz, Moh. Ali. 2009. Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana.
Darwati. 2011. Wacana Pendidikan Politik melalui Satire Poitik dalam Alangkah Lucunya Negeri Ini (analisis semiotik terhadap film Alangkah Lucunya Negeri Ini). Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Joseph A. Devito. 1997. Komunikasi Antar Manusia, alih bahasa Agus Maulana Jakarta: professional Boook.
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: Citra Aditya Bakti.
Eryana, Errika Yeliani. 2014. Konstruksi Pendidikan Karakter Peduli Sosial Perspektif PPKn (analisis semiotik pada film Alangkah Lucunya Negeri Ini), Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Ibrahim, Idi Subandy (Editor). 2005. Media dan Citra Muslim: dari Spiritualitas untuk Berperang menuju Spiritualitas untuk Berdialog, Yogyakarta: Jalasutra.
Ilaihi, Wahyu. 2010. Komunikasi Dakwah, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ida, Rachmah. 2014. Studi Media dan Kajian Budaya, Jakarta: Kencana.
Littlejohn, Stephen W. dan Karen A. Foss. 2009. Teori Komunikasi terjemah oleh M. Yusuf Hamdan, Jakarta: Salemba Humanika.
Kartono, Kartini. 1999. Patologi Sosial Jilid I, Jakarta: Rajawali Pers.
Kusnawan, Aep (penyunting). 2004. Ilmu Dakwah Kajian Berbagai Aspek, Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Kayo, Khatib Pahlawan. 2007. Manajemen Dakwah dari Dakwah Konvensional Menuju Dakwah Kontemporer, Jakarta: Amzah.
M. Munir dan Wahyu Ilaihi. 2006. Manajemen Dakwah, Jakarta: Kencana.
Muhidin, Asep. 2002. Dakwah dalam Perspektif Al-Qur’an Bandung: Pustaka Setia.
Pranata,Faris A. 2013. Kritik Sosial dan Soslusi Keagamaan pada Film Alangkah Lucunya Negeri Ini; Ditinjau dari Teknik Sinematografi. Skripsi pada Jurusan Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Retnowati, Esti. 2014. Kritik Sosial dalam Film Indonesia (analisis potret kemiskinan dalam film Laskar Pelangi dan Alangkah Lucunya Negeri Ini), Fakultas ISIP Universitas Lampung.
Rafi’udin dan Maman Abdul Djalil. 1997. Prinsip dan Strategi Dakwah, Bandung: Pustaka Setia.
Soraya, Erna. 2012. Pengaruh Terpaan Product Placement dalam Film Alangkah Lucunya Negeri Ini Terhadap Penguatan Merek Di Kalangan Remaja (Studi Eksperimental). Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.
Soetomo. 2008. Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suharto, Edi. 2006. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung: Aditama.
Subekti, Oktavia. 2011. Kesantunan Tindak Tututr Direktif dalam Dialog Film Alangkah Lucunya Negeri Ini Karya Musfar Yasin (sebuah tinjauan pragmatik), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sobur, Alex. 2009. Analisis Tek Media, Bandung: Remaja Rosdakarya.
. 2006. Semiotika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudarto, Anderson Daniel dkk. “Analisis Semiotika Film Alangkah Lucunya Negeri Ini” dalam Jurnal Acta Diurna Vol. IV No. 1 Tahun 2015 Universitas Samratulangi.
Syukir, Asmuni. t.t. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas.
Tjasmadi, Johan HM. 2008. 100 Tahun Sejarah Bioskop di Indonesia, Bandung: Megindo Tunggal Sejahtera.
Umary, Barmawi. 1995. Azas-azas Ilmu Dakwah, Solo: Rhamadhani.
Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa, alih bahasa oleh Tri Wibowo Jakarta: Kencana.
Ya’kub, Hamzah. 1992. Publisistik Islam, Bandung: Diponegoro.
Zulaekho, Siti. 2011. Language Styles of Muluk in Alangkah Lucunya Negeri In Movie, Skripsi pada Fakulta ALNI menarik untuk diteliti.
Littlejohn, Stephen W. dan Karen A. Foss. 2009. Teori Komunikasi terjemah oleh M. Yusuf Hamdan, Jakarta: Salemba Humanika.
Kartono, Kartini. 1999. Patologi Sosial Jilid I, Jakarta: Rajawali Pers.
Kusnawan, Aep (penyunting). 2004. Ilmu Dakwah Kajian Berbagai Aspek, Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Kayo, Khatib Pahlawan. 2007. Manajemen Dakwah dari Dakwah Konvensional Menuju Dakwah Kontemporer, Jakarta: Amzah.
M. Munir dan Wahyu Ilaihi. 2006. Manajemen Dakwah, Jakarta: Kencana.
Muhidin, Asep. 2002. Dakwah dalam Perspektif Al-Qur’an Bandung: Pustaka Setia.
Pranata,Faris A. 2013. Kritik Sosial dan Soslusi Keagamaan pada Film Alangkah Lucunya Negeri Ini; Ditinjau dari Teknik Sinematografi. Skripsi pada Jurusan Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Retnowati, Esti. 2014. Kritik Sosial dalam Film Indonesia (analisis potret kemiskinan dalam film Laskar Pelangi dan Alangkah Lucunya Negeri Ini), Fakultas ISIP Universitas Lampung.
Rafi’udin dan Maman Abdul Djalil. 1997. Prinsip dan Strategi Dakwah, Bandung: Pustaka Setia.
Soraya, Erna. 2012. Pengaruh Terpaan Product Placement dalam Film Alangkah Lucunya Negeri Ini Terhadap Penguatan Merek Di Kalangan Remaja (Studi Eksperimental). Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.
Soetomo. 2008. Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
DOI: http://dx.doi.org/10.1161/.v5i3.758
DOI (PDF (Bahasa Indonesia)): http://dx.doi.org/10.1161/.v5i3.758.g675
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Indexing by :
_______________________________________________
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License..
__________________________________________________
MANHAJ: JURNAL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
Institut Agama Islam Negeri Bengkulu
Jl. Raden Fatah, Pagar Dewa Kota Bengkulu 38211
Bengkulu, Indonesia