RELEVANSI PEMIKIRAN DEMOKRASI ABU’ALA AL-MAUDUDI DENGAN MUHAMMAD NATSIR

Edi Sumanto

Abstract


Metode demokrasi adalah suatu perencanaan institusional untuk mencapai keputusan polittik dimana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan dengan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat. Sedangkan Al-Maududi menekankan pentingnya pemerintahan Islam sedapat mungkin mengingatkan diri dengan khalifah Ar-Rasyidin. Bentuk pemerintahan tidak dapat disamakan dengan pemerintahan moderen apapun, kategori ini di istiahkan oleh Al-Maududi dengan Teo Demokrasi, utuk menyebut pemerintahan demokrasi Ketuhanan, karena pemerintahan seperti inilah kaum muslimin diberi kedudukan terbatas dibwah kekuasaan Ketuhanan. Muhammad Natsir menghendaki demokrasi sebagai pemikiran utama karena ingin memasukkan unsur agama kedalam pemerintahan. Sedangkan istilah demokrasi yang digunakan Muhammad Natsir disebut Theistic Demokrasy artinya demokrasi berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan. Istilah Theistic Demokrasy Muhammad Natsir inilah yang ada relevansinya dengan demokrasi yang disampaikan oleh Al-Maududi dengan Teo Demokrasi.


Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.29300/jpkth.v5i1.1124

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 El-Afkar : Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis



Indexing by :
 

Indonesia One SearchGoogle ScholarGarudaROAD: the Directory of Open Access scholarly Resources

 

 
Creative Commons License
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis published by IAIN Bengkulu and disseminated through lisencing below Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License 

_________________________________________________

El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis
Institut Agama Islam Negeri Bengkulu
Raden Fatah Street, District of Pagar Dewa, Bengkulu City, 38211
Bengkulu, Sumatra, Indonesia