The Ahmadiyyah Movement and Its Impact on Islamic Discourse in the Modern Western World

Abstract

This study aims to analyze the proselytization strategy of the Ahmadiyya movement in the modern Western world and its implications for the construction of contemporary Islamic discourse. Different from previous studies that tend to focus on theological and historical aspects, this study uses a qualitative approach with a literature study method, which combines the perspectives of Islamic studies, sociology of religion, and political communication. Data was obtained from various secondary sources such as books, scientific journals, reports, and documents related to the Ahmadiyah community. The research findings show that Ahmadiyya can adapt its proselytization strategy to the pluralistic and secular Western society. They utilize modern media to convey messages of peace and tolerance and build a friendly and open image of Islam. However, this approach has also led to resistance from the majority Muslim group who consider Ahmadiyya teachings to be deviant. As a result, tensions have arisen within the Muslim community. This article illustrates how different proselytization strategies can affect a group's position in society, especially amid global challenges such as Islamophobia and the changing ways of religion in the digital age. It also emphasizes the importance of understanding the role of technology and social context in delivering religious messages in an increasingly open and diverse world

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi dakwah gerakan Ahmadiyah di dunia Barat modern serta implikasinya terhadap konstruksi wacana Islam kontemporer. Berbeda dari penelitian sebelumnya yang cenderung menitikberatkan pada aspek teologis dan historis, studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka, yang menggabungkan perspektif kajian Islam, sosiologi agama, dan komunikasi politik. Data diperoleh dari berbagai sumber sekunder seperti buku, jurnal ilmiah, laporan, dan dokumen terkait komunitas Ahmadiyah. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Ahmadiyah mampu menyesuaikan strategi dakwahnya dengan masyarakat Barat yang pluralistik dan sekuler. Mereka memanfaatkan media modern untuk menyampaikan pesan damai dan toleransi serta membangun citra Islam yang ramah dan terbuka. Namun, pendekatan ini juga menimbulkan resistensi dari kelompok Muslim mayoritas yang menganggap ajaran Ahmadiyah sebagai penyimpangan. Akibatnya, muncul ketegangan di tengah komunitas Muslim. Artikel ini menggambarkan bagaimana strategi dakwah yang berbeda dapat memengaruhi posisi suatu kelompok dalam masyarakat, khususnya di tengah tantangan global seperti Islamofobia dan perubahan cara beragama di era digital. Artikel ini juga menekankan pentingnya memahami peran teknologi dan konteks sosial dalam menyampaikan pesan keagamaan di dunia yang semakin terbuka dan beragam