IDOR SENTULAN: SEJARAH, MEDIA DAKWAH, DAN IDENTITAS LOKAL JOMBANG
Abstract
This study seeks to analyze the origins of Jidor Sentulan which was used as a da'wah media and as the identity of the Jombang district. By analyzing Jidor Sentulan in Jombang, can answer the first formulation, what is the history of Jidor Sentulan art in Jombang? Second, how is Jidor Sentulan used as a media of da'wah and how is the procession performed in Jombang? Third, how can the process of Jidor Sentulan become a local identity and what are the analogical characteristics of Jidor Sentulan's art? The historical method is used as an analytical tool which consists of four stages including heuristics, verification, interpretation, and historiography. In the process of collecting data, this study used library research and interview techniques. The findings in this study are, first, the beginning of the existence of Jidor Sentulan in Jombang was brought by one of the followers of the Diponegoro Army, namely mbah Suhadak. Second, Jidor Sentulan is used as a symbol of Islam in marriage and has eight stages of events. Third, Jidor Sentulan is a local identity from Jombang Regency which has an analogical character in its performance.
Kajian ini berupaya menganalisis awal mula adanya Jidor Sentulan yang digunakan sebagai media dakwah dan sebagai identitas kabupaten Jombang. Dengan menganalisis Jidor Sentulan di Jombang, maka dapat menjawab rumusan pertama, bagaimana sejarah kesenian Jidor Sentulan di Jombang? Kedua, bagaimana Jidor Sentulan digunakan sebagai media dakwah dan bagaimana prosesi pementasannya di Jombang? Ketiga, bagaimana proses Jidor Sentulan bisa menjadi identitas lokal dan bagaimana karakteristik analogis pada kaesenian Jidor Sentulan? Metode sejarah digunakan sebagai alat analisisnya yang terdiri dari empat fase termasuk heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Teknik pencarian literatur dan wawancara digunakan dalam proses pengumpulan data penelitian ini. Hasil temuan dalam penelitian ini, pertama, awal mula adanya Jidor Sentulan di Jombang dibawa oleh salah satu pengikut dari Laskar Diponegoro yaitu Mbah Suhadak. Kedua, Jidor Sentulan dijadikan sebagai syiar Islam dalam pernikahan dan memiliki delapan tahapan peristiwa. Ketiga, Jidor Sentulan merupakan identitas lokal dari Kabupaten Jombang yang memiliki karakter analogi dalam pementasannya.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Buku
Abdullah, T. 1996. Ilmu Sejarah Dan Historiografi. Jakarta: Bumi Aksara. “Alkmaarsche Courant.” 1830.
Anas, Ahmad. 2006. Paradigma Dakwah Kontemporer : Aplikasi Teoritis Dan
Praktis Dakwah Sebagai Solusi Panduan Komunikasi Efektif Antar Manusia Pentas Jidor Yogyakarta: Sentulan. Aditya Pertama. Media
Publishing.Hafidhuddin, Didin. 1998. Dakwah Aktual.
Pertama. Jakarta: Gema Isnani Press. Khoir, Miftakul. n.d. 2019. “Kajian Semiotika Pada Topeng Pentul Pada Pertunjukan Jidor Sentulan Di Desa Bongkot Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang.” Kuncoro, Norbertus Gilang Pradipta. 2013.
“Peran Masyarakat Dekso Dalam Perang Jawa 1825-1830.” Yogyakarta. Luc Herman, Bar Vervaeck. 2005. Handbook Of Narrative Analysis. Linclon:
University Of Nebraska Press. Ma’arif, Syamsul. 2014. Jejak Kesaktian Dan Spiritual Pangeran Diponegoro. Yogyakarta: Araska Publisher. Muriah, Siti. 2000. Metodologi Dakwah Kontemporer. Yogyakarta: Mitra Pustaka.
Notosusanto, Nugroho. 1978. Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer: Suatu
Pengalaman. Jakarta: Yayasan Idaya. Nyayu Soraya, and Maryam. Maryamah. 2021. Historiografi Islam Dan Perkembangannya. Serang: Desanta Muliavisitama.
Ricklefs, Merle Calvin. 2001. Sejarah Indonesia Modern 1200-2004, Edisi 1.
Cetakan 2. Jakarta: Serambi. Rumini. 2022. Tersisihnya Kearifan Lokal Di Era Digital. Nusa Tenggara Barat: P4I. Tuti Turistiati, Putra Rengga Andhita. 2021.
Komunikasi Antarbudaya:Berbeda Budaya. Cetakan 1. Jawa kreativitas seniman dengan menciptakan ide-ide baru yang original yang berasal dari pengalaman, peristiwa maupun kejadian ke dalam kesenian Jidor Sentulan. Sehingga dapat menciptakan sesuatu yang baru guna untuk mempertahan kesenian tersebut di era modernisasi. Tengah: Zahira Media Publisher. Yusuf, Muhammad. n.d. “Seni Sebagai Media Dakwah.” Metro Lampung.
Jurnal
Ariwibowo, Tjandra. 2021. “Strategi Perang Semesta: Pertempuran Pangeran Diponegoro Menghadapi Belanda 1825-1830.” Syntax Literate: Jurnah Ilmiah Indonesia 6, no. 5.
Dewi, Vira Maulisa., Wiwin Hartanto, Dll. 2020. “Pangeran Diponegoro Dalam Perang Jawa 1825-1830.” Sindang: Jurnal Pendidikan Sejarah Dan Kajian Sejarah 2, no. 2: 148.
Dluha, Mohamad Wildan Syamsu. 2021. “Relevansi Filsafat Dialektika Hegel Pada Perang Diponegoro Tahun 1825- 1830.” Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah 10, no. 2: 143–58.
Hendra Afiyanto, Risa Winanti. 2022. “Tari Glipang Probolinggo: Kesenian Akulturatif Islam, Simbol Perlawanan, Hingga Media Hiburan.” Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities 3, no. 1: 6.
Padmo, Soegijanto. 1998. “Oral History Versus Oral Tradition: Local History of Jombang Pesantren Revisited.” Jurnal Humaniora, no. 7: 09.
Pramono, Koko Hari. 2019. “Jidor Sentulan: Kajian Rekonstruksi Dan Budaya.” Jurnal Satwika 3, no. 2: 125. https://doi.org/10.22219/satwika.vo l3.no2.125-131.
Septi Wanda, Johan Septian Putra, Dkk. 2021. Islam Lokal: Sejarah, Budaya, Dan Masyarakat. Edisi 1. Yogyakarta: Adab Press.
Sukrismiyati. 2019. “Strategi Politik Pakubuwana Vi Melawan Kolonial Belanda Tahun 1823 – 1830.” Jurnal Candi, no. 4: 130–50.
Sulistiani, Nonie Boedi Varienda dan Sri. 2020. “Kesenian Jidor Sentulan Ing Dusun Sentulan, Desa Bongkot, Kab Jombang (Tingtingan Foklor).” Universitas Negeri Surabaya. Vol. 5. Surabaya.
Z, Rijal Mumazziq. 2016. “Menelusuri Jejak Laskar Diponegoro Di Pesantren.” Jurnal Falasifa 7, no. 1: 146.
Wawancara
Satim. 2022. “Wawancara.” Sukarno, Dian. 2022. “Wawancara.”
DOI: http://dx.doi.org/10.29300/ttjksi.v8i1.4141
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Tsaqofah dan Tarikh: Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Index By: