Agama Masyarakat Suku Laut Kampung Panglong Desa Berakit, Kabupaten Bintan (1965-2011)

Syahrul Rahmat, Rajabbul Amin, Rista Dilfa Riana, Sumiyati Sumiyati

Abstract


Religion of the Sea Tribe Community in Panglong Village, Berakit Village, Bintan Regency (1965-2011). The movement has also shifted their way of life from nomadic to settled life. Recently, several religions are found in the community as the member has freedom to choose the type of religions to embrace. The existence of Suku Laut actually has been identified hundred years ago and involved in historical events in Kepulauan Riau. However, at that time, they had not embraced any religion and become the lowest social rank in the reign of the Islamic kingdom. This study aims to report the process of religion embracement and religious practices of Suku Laut daily life in Panglong. To answer these objectives, Historical research method comprising steps: heuristic, critique, interpretation and historiography was employed. The findings reveal the process of religion embracement is divided into two major phases namely first phase (before 1965) and second phase (after 1965). Furthermore, in carrying out their daily life, the traditions of old belief systems still exist in some activities.

 

Agama Masyarakat Suku Laut Kampung Panglong Desa Berakit, Kabupaten Bintan (1965-2011). Selain merubah sistem kepercayaan, mereka juga mengubah pola hidup dari awalnya nomaden kepada pola hidup menetap. Masyarakat Suku Laut bebas memeluk agama yang mereka inginkan, sehingganya terdapat lebih dari satu agama dalam satu komunitas masyarakat. Keberadaan Suku Laut di Kepulauan Riau sebenarnya bukanlah hal baru, mereka tercatat sudah eksis sejak ratusan tahun lalu dan terlibat pada beberapa peristiwa bersejarah di kawasan tersebut, hanya saja pada periode itu mereka belum menganut agama sekalipun menjadi bagian dan berada di bawah pemerintahan kerajaan Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses memeluk agama oleh Suku Laut Kampung Panglong serta menganalisa praktik-praktik keagamaan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Metode yang digunakan adalah metode penelitian sejarah yang di dalamnya terdapat langkah heuristik, kritik, interprestasi dan historiografi. Sejarah agama Suku Laut Kampung Panglong dapat dibagi pada dua fase, yaitu pertama fase percaya pada sistem kepercayaan lokal (sebelum 1965) dan kedua fase percaya pada agama (setelah 1965). Selain itu, dalam menjalankan kehidupan sehari-hari masih terdapat kebiasaan-kebiasaan dari kepercayaan sebelumnya yang terbawa ke dalam aktivitas setelah memeluk agama.


Keywords


Belief systems; religion; Suku Laut

Full Text:

PDF

References


Ali, Mukti. Agama. Bandung: Universitas dan Pembangunan, Badan Penerbit IKIP. 1971.

Andaya, Leonard Y. The Kingdom of Johor 1641-1718. Kuala Lumpur. 1975.

Arman, Dedi. Orang Laut dan Potret Kerukunan Beragama di Kepri. Surabaya: Pustaka Media Guru, 2019.

Boty, Middya. “Agama dan Perubahan Sosial (Tinjauan Perspektif Sosiologi Agama).” Jurnal Istinbath, tahun XIV, no. 15 (2015): 35-50

Chou, Cynthia. Indonesian Sea Nomads: Money, Magic, and Fear of the Suku Laut. London: Routledge Curzon. 2003.

Chou, Cynthia. Uang, keajaiban dan ketakutan: identitas dan pertukaran antara Orang Suku Laut (pengembara laut) dan kelompok lain di Riau dan Batam, Indonesia. Diss. Universitas Cambridge, 1994.

Dahlan, Ahmad. Sejarah Melayu. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2015.

Daliman. Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ombak, 2018.

De Hollander, J. J. Aardrijksbeschrijving van Nederlandsch Oost Indie. Amsterdam: Seyffardt’s Boekhandel, 1868.

Daradjat, Zakiyah. Ilmu Jiwa dan Agama. Jakarta: Bulan Bintang, 2015.

Durkhem, Emilie. The Rules of Sociological Method. Toronto: The Free Press, 1966.

Haryono, S. “Interaksi Sosial Masyarakat Suku Laut Di Desa Concong Luar Indragiri Hilir-Riau”. Dalam jurnal Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial. vol. 3, no. 1 (2016): 92-101.

Keene, Michael. Agama- Agama Dunia, Yogyakarta: Kanisius. 2006.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Suku Laut Mengarungi Kehidupan Selingkar Sampan. Jakarta: Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan PulauPulau Kecil, 2020.

Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rinneka Cipta. 2000.

Kuntowijoyo. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tirta Wacana. 2003.

Madjid, Abdul. et.al, al-Islam. Malang: Pusat Dokumentasi dan Publikasi Universistas Muhammadiyah. 1989.

Mu’in, Taib Thahir Abdul. Ilmu Kalam. Jakarta: Wijaya. 1992.

Muhammaddin. “Kebutuhan Manusia Terhadap Agama.” Jurnal JIA, tahun XIV, no. 1 (2013): 99-144

Prawirosusanto, Khidir Marsanto. “Orang Suku Laut dan Orang Melayu di Kepulauan Riau: Sebuah Tafsir DeskriptifEtnografis.” Jurnal Antropologi Indonesia, vol 3 no 3, (2010): 224-239.

Prawirosusanto, Khidir Marsanto. “Orang Laut, Permukiman, dan kekerasan Infrastruktur.” Jurnal Masyarakat Indonesia, vol. 41, no. 2 (2015): 127-145

Rahmat, Syahrul. “Bugis di Kerajaan Melayu: Eksistensi Orang Bugis dalam Pemerintahan Kerajaan Johor-Riau-Lingga-Pahang.” Jurnal Perada, no. 1 (2019). 35-44. DOI: 10.35961/perada.v2i1.25

Sofyan, Faisal. Sejarah Persemendaan Melayu dan Bugis. Tanjung pinang: Milaz Grafika, 2013.

Sopher, David Edward. The Sea Nomads: A study based on the literature of the maritime boat people of Southeast Asia. Lim Bian Han, Government printer, 1965.

Trocki, Carl A. Prince of Pirates: The Temenggongs and the Development of Johor and Singapore, 1784-1885. NUS (National University of Singapore) Press, 2007.

Warni, Eva dan Sindu Galba. Kearifan Lokal Masyarakat Adat Orang Laut di Kepulauan Riau. Tanjungpinang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Tanjungpinang, 2005.

Wibisono, M Yusuf. Sosiologi Agama. : Prodi S2 Studi Agama-Agama

UIN Sunan Gunung Djati. 2020.

Wijaya, Arif dan Syahrial De Saputra. Ulu Riau: Pelabuhan Bersejarah di Pulau Biram Dewa. Tanjungpinang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional. 2003.

Yulia, Desma. “Sejarah Perkembangan Suku Laut di Tanjung Gundap Kelurahan Tembesi Kecamatan Sagulung Batam Tahun 1982-2012.” Jurnal Historia, vol.1 no. 2 (2016). 139-152

Beyeng, Mat (Tokoh Masyarakat). Wawancara Pribadi. Kampung Panglong Desa Berakit. Maret 2021.

Eman (Imam Mushala). Wawancara Pribadi. Kampung Panglong Desa Berakit. Maret 2021.

Mariah (Tokoh Masyarakat). Wawancara Pribadi, Kampung Panglong Desa Berakit. Maret 2021.

Sani (Tokoh Masyarakat). 2021. Wawancara Pribadi. Kampung Panglong Desa Berakit. Maret 2021

Syamsudi (Kepala Dusun I Desa Berakit). 2021. Wawancara Pribadi. Desa Berakit. Maret 2021

Tintin, Fransiskus (Kepala Suku Laut Kampung Panglong). 2021. Wawancara Pribadi. Kampung Panglong di Desa Berakit. Maret 2021.




DOI: http://dx.doi.org/10.29300/ttjksi.v6i1.3896

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Tsaqofah dan Tarikh: Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Index By: