FILSAFAT ETIKA MULLA SHADRA ANTARA PARADIGMA MISTIK DAN TEOLOGI

ismail islmail, Aziza Aryati

Abstract


Secara historis, etika sebagai wahana filsafat lahir akibat dari rusaknya tatanan moral di lingkungan kebudayaan Yunani 2500 tahun yang lampau. Pandangan-pandangan lama mengenai hakekat baik dan buruk tidak lagi dipercaya, karenanya para filosof mempertanyakan kembali norma-norma dasar bagi keakuan manusia saat itu. Persoalan yang sering mengemuka saat itu, apa norma-norma untuk menentukan sesauatu yang harus dianggap sebagai kewajiban? Misalnya, dalam bidang etika hubungan antara suami dan istri, hubungan anak dan orang tua,kewajiban terhadap Negara, etika dalam pergaulan serta penilaian terhadap nyawa manusia. Pandangan-pandangan tersebut sangat berbeda satu sama lainnya. Untuk mengatasi pergolakan perbedaan pendapat tersebut, diperlukan refleksi kritis terhadap etika. Persoalan etika atau moralitas selalu menarik untuk dikaji kapanpun atau dalam kontek apapun. Tulisan ini membicarkan seorang filosof Muslim yang memiliki kepedulian terhadap etika atau moralitas manusia, yaitu Mulla Shadra. Filsafat moral yang ditawarkan oleh Mulla Shadra sering disebut dengan istilah al-Hikmah al-Muta’aliyah. Secara epistemologis al-Hikmah al-Muta’aliyah didasarkan pada tiga prinsip, yaitu pertama; intuisi intelektual (dzawaq atau isyraaq), kedua; pembuktian rasional (‘aql atau istidlal), dan ketiga; syariat. Dengan demikian, hikmah mengandung arti kebijaksanaan (wisdom) yang diperoleh melalui pencerahan rohaniyah atau intuisi intelektual dan disajikan dalam bentuk yang rasional dengan menggunakan argumen-argumen rasional. Hikmah ini bukan hanya memberikan pencerahan kognitif, tetapi juga realisasi yang mengubah wujud penerima pencerahan itu merealisasikan pengetahuan sehingga terjadi. transformasi wujud hanya dapat dicapai dengan mengikuti syariat

Keywords


Historis, etika, al-Hikmah al-Muta’aliyah, isyraaq, syariat.

Full Text:

PDF

References


A Epping O.F.M. Stockum , dan Juntak S.F. dalam Filsafat ENSI, (Bandung; Jemmars, 1983,).

Ahmad Amin, Etika Akhlak, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991).

Ahmad Mahmud Subhi, dalam Filsafat Etika, terj. ( Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2001)

Al-Qur’an Tarjamah, Departemen Agama Republik Indonesia.

Brettal R., 1947, A Kiergegaard Anthology, Princeton: Princeton University Press,

Mary Warnock, 1979, Existentialism,mOcxfard University Press, dan E.L. Allen, 1953, Existentialims From Within, London: Routledge & Kegan Paul, Ltd. Burhanudin Salam, Etika Individual, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000).

Eugena Freeman & David Appel, Kebujaksanaan dan Ide-Ide Utama Plato, terj. (Surabaya: Pustaka Eureka, 2004).

F. Magnis Suseno, Etika Dasar (Yogyakarta: Kanisius, 1987).

George N.Atiyeh, Al-Kindi, terj. (Bandung: Pustaka, 19830).

Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999), hlm. 169. Dalam Ismail, Filsafat Islam Tokoh dan Pemikirannya ̧ (Bandung: Kerjasama IPB Press dengan IAIN Bengkulu, 2013).

Vol. XIII, No. 1, Juni 2020 Jalaluddin Rahmat, dalam pengantar buku, Kearifan Puncak (Mulla Shadra),

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar) Kitab At-Tanbih ‘ala Khuduts At-Tsahhif, Karya Hamyah Al-Isfahani ditulis oleh P.Kraus, dalam Franz Rosenthal, The Technique of Approah of Muslim Scholarship (Etika Kesarjanaan Muslim, tarj), Bandung: Mizan, 1996.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: Gramedia, 2008, Edisi Keempat,

Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta).

Muhammad Alfan, Filsafat Etika Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2009).

Muhdlor Achmad, Etika dalam Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983).

Risieri Frondasi, Pengantar Filsafat Nilai, alih bahasa (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001),

Robert. C. Solomon, dalam Etika Suatu Pengantar, alih bahasa, (Jakarta: Penerbit :Erlangga, 1984).

Seyyed Hossein Nasr, “Theology, Phylosophy, and Spirituality,” dalam Seyyed Hossein Nasr, ed., Islamic, Spiritualiyty, Manifestatio., Jilid II, (London: SCM Press, 1991).

Seyyed Hossein Nasr, “Sadr Ad-Din Shirazi (Mulla Sadra)”, dalam MM. Sharii (ed,), A History of Muslim Philosophy, Vol. II, Wiesbaden: Otto Harrassowirz, 1963.

Zaenal Abidin, Fulsafat Manusia Memahami Manusia Melalui Filsafat, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2011).




DOI: http://dx.doi.org/10.29300/nuansa.v13i1.3489

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Indexing by :

_______________________________________________

UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu

Jl. Raden Fatah, Pagar Dewa Kota Bengkulu 38211
Bengkulu, Sumatra Indonesia

Tel / fax : (0736) 51276 / 0736) 51171, 51172

Email : nuansa@mail.uinfasbengkulu.ac.id

https:/ejournal.uinfasbengkulu.ac.id/index.php/nuansa/

NUANSA © 2025 by UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu is licensed under Creative Commons Attribution 4.0 International 

free web stats Nuansa's Visitors