Position and Role of Sharia Banks on Murâbahah Contract Implementation
Abstract
The legality and validity of sharia banks still somehow lead to some problems, including a negative view of the use of murâbahah contract at the level of practice in the field. Is it true that the application of the sale and purchase agreement of sharia banks, in this case the contract of murâbahah, salam and istisnâ’, is essentially a sale and purchase process? This is a critical question in this research. This is a critical question in this research. Such a miserable view not only emerged in the country, but also voiced in several other Muslim countries. This type of research is a qualitative descriptive method with content analysis of qualitative / inductive data. Data sources are the results of interviews with Sharia Commercial Banks (BUS) BNI, Sharia Business Units (UUS) Permata Syariah and Sharia People's Credit Banks (BPRS) Al-Salam. This research shows that sharia banks which are still dominant in using murâbahah contracts are not appropriate. Judging from the aspect of sharia maqâsid, the position of shariah banks is basically outwardly not acting as a provider of goods. Sharia banks do not have a stock of goods as a meaning of the use of contracts based on exchange or sale and purchase transactions. In fact, the position and position of a sharia bank is essentially only as an institution mediating financial service providers and not sellers. However, from the perspective of jurisprudence the practice of murâbahah in Sharia Financial Institutions (LKS) has fulfilled the pillars and conditions, but in the absence of stock of goods, the sale and purchase transactions of sharia banks seem still as al-makhârij al-shar'î (sharia solutions).
Legalitas dan keabsahan bank syariah masih menyisakan masalah. Termasuk pandangan negative tentang penggunaan akad murâbahah pada tataran praktek di lapangan. Benarkah bahwa aplikasi akad jual beli bank syariah, dalam hal ini akad murâbahah, salam dan istisnâ’, secara hakiki telah terjadi jual beli?. Inilah pertanyaan kritis dalam penelitian ini. Pandangan miris ini tidak hanya muncul di tanah air, tapi juga disuarakan di beberapa negara muslim lainnya. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode content analisis terhadap data-data yang bersifat kualitatif/induktif. Sumber data adalah hasil wawancara kepada Badan Usaha Syariah (BUS) BNI, Unit Usaha Syariah (UUS) Permata Syariah, dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Al-Salam. Penelitian ini menunjukkan bahwa bank syariah yang saat ini masih dominan menggunakan akad murâbahah adalah kurang pas. Dikaji dari aspek maqâsid syariah, posisi bank syariah pada dasarnya secara lahiriyah tidak bertindak sebagai penyedia barang. Bank syariah tidak memiliki stock barang sebagai pemaknaan terhadap penggunaan akad-akad yang berbasis pada transaksi tukar-menukar atau jual beli. Sebenarnya, kedudukan dan posisi bank syariah hakekatnya adalah hanya sebagai institusi mediator penyedia jasa keuangan dan bukan penjual. Namun, dari sudut fikih praktek murâbahah di Lembaga Keuangan Syariah (LKS) sudah memenuhi rukun dan syarat, tapi dengan tidak adanya stock barang, maka transaksi jual beli bank syariah terkesan masih sebagai al-makhârij al-shar'î (solusi syariah).
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Amin, Ma'ruf, Fatwa dalam Sistem Hukum Islam, Jakarta: eLSAS, 3rd print, 2011.
Borâhîmî, Abdul Hamîd, Al-‘Adâlat al-Ijtimâ’iyah wa al-Tanmiyah fî al-Iqtisâd al-Islâmiyah, Beirut: Markaz Dirâsât al-Wahdah al-‘Arabiyah, 1st print, 1997.
Fatwa DSN-MUI No. 85 of 2012 on Promise of Islamic Finance and Business Transaction.
Fauzan,”Analisis Klausul Arbitrase Dalam Akad Pembiayaan Di Bri Syariah Cabang Kota Bengkulu” , Manhaj: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Vol 5, No 2, 2016, pp. 158-164
FIBER (Faisal Islamic Bank of Egypt), 'Aqd Bai' al-Murâbahah, Kairo: Faisal Islamic Bank of Egypt.
http://pengusahamuslim.com/212-praktek-murâbahah-pembelian-kredit-melalui-bank-syariah.html. accessed Mei 15, 2015.
http://www.kantakji.com/banks/ ندوة ترشيد مسيرة البنوك الإسلامية.aspx, accessed Mei 20, 2016.
Ibrâhim, Ahmad, “al-‘Uqûd wa al-Shurû wa al-Khiyârât”, Majallah al-Qanûn wa al-Iqtisâd, year IV, vol. 6.
Karim, Adiwarman, Islamic banking: Fiqh and Financial Analysis, Jakarta: Rajawali Press, 4th edition, 2011,
Kerjasama Pusat Pengkajian Hukum Islam dan Masyarakat Madani (PPHIMM), Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES), Jakarta: Kencana Prenada,1st print, 2009.
Mishrî, Râfiq Yûnus al-, Ushûl al-Iqtishâd al-Islâmî, Damaskus: Dâr al-Qalam, 1993.
Qal’aji, Muhammad Rawwas, al-Mu’amalat al-Maliyah al-Mu’asirah fi Dau al-Fiqh wa Al-Shari’ah, Beirut: Dar al-Nafais, 1st print, 1999
Rahman, Afzal al-, Economic Doctrines of Islam, Vol. 1, 1974.
Saeed, Abdullah, Islamic Banking and Interest: A Studi of Riba and Its Contemporary Interpretation. New York; Leiden; Koln : Brill, Vol. 2, 1996.
Saidi, Zaim, Tidak Syar’inya Bank Syariah di Indonesia, Yogyakarta: Delokomotif, revised edition, 2010.
Syarbini, Muhammad asy- , Mugni al-Muhtaj, Lebanon: Dâr al-Ma’rifat, 2nd chapter, 1997.
Tarmidzi, Erwandi, Harta Haram Mu’amalah Kontemporer, Bogor: Berkat Mulia Islami, 12nd print, 2016.
Usmani, Muhammad Taqi, An Introduction to Islamic Finance, Netherlands: Kluwer Law International, 2002,
DOI: http://dx.doi.org/10.29300/madania.v23i2.6297
Refbacks
- There are currently no refbacks.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Indexing by :
_______________________________________________
Madania: Jurnal Kajian Keislaman is published UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu and distributed with permission under the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License..
__________________________________________________
Madania: Jurnal Kajian Keislaman
Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu
Jl. Raden Fatah, Pagar Dewa Kota Bengkulu 38211
Bengkulu, Sumatra Indonesia