PRINSIP TOLERANSI BERAGAMA SEBAGAI PONDASI MEMBANGUN PERADABAN ISLAM DI ERA MODERN

Ali Ridho, Thibburruhany Thibburruhany

Abstract


Jacques R. Reister (cendekiawan Barat) mengatakan, selama lima ratus tahun Islam menguasai dunia dengan kekuatannya, ilmu pengetahuan dan peradabannya. Namun, saat ini pernyataan tersebut hanya menjadi angin lalu. Kecenderungan manusia untuk menekankan pada perbedaan yang tidak esensial menyebabkan mereka terpecah menjadi sekte atau mazhab-mazhab yang saling bermusuhan. Kosmopolitanisme dalam agama berubah sifat menjadi kesukuan, pengelompokan dan parokhial. Kemanusiaan-agama menjadi semacam kerang yang kosong tanpa isi, sehingga rasa cinta tergilas oleh rasa permusuhan dan kebencian serta ajaran-ajaran pokok keadilan sosial menjadi terlupakan. Sikap yang demikian diartikan secara sederhana disebut dengan Intoleransi beragama. Dari runtutan sikap tersebut, kemudian berdampak nyata pada kemunduran peradaban Islam di masa kini. Islam dipandang sebagai semacam obat penenang, “memberikan kenyamanan dan ketenangan pikiran bagi jutaan orang” tetapi tidak lebih dari itu sekadar untuk meringankan kemiskinan dan kegagalan.


Keywords


Islam, Toleransi, Membangun, Peradaban

Full Text:

PDF

References


Syaikh Muhammad Abduh, Ilmu dan Peradahan: Menurut Islam dan Kristen, Bandung: Diponegoro. 1970.

Muhammad Sholihin, Sufi Modern Mewujudkan Kebahagiaan, Menghilangkan Keterasingan. Jakarta: Elek Media Komputindo, 2013.

Amin Syakur, Tasawuf dan Kritis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.

Erich Fromm, Lari Dari Kebebasan. terj. Khamdani. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1907.

Abdul Muhayyan, Peranan Tasawuf Dalam Menanggulangi Krisis Spiritual. Semarang: IAIN Walisongo Press. 2011.

Moenir Nahrowi Tohir , Menjelajahi Eksistensi Tasawuf Meniti Jalan Tuhan. Jakarta: As-Salam. 2012.

Imam Tholhah, Konflik Sosial Bernuansa Agama di Indonesia. Jurnal Edukasi, Vol. 11, No. 5, Jakarta: Puslitbang Kehidupan Beragama, Depag RI. 2010.

R. Panikkar, Dialog Inter Religius. Yogyakarta: Kanisius 1978.

Eka Hendry Ar, Pola Gerakan Islam Garis Keras Di Indonesia. Jurnal Khatulistiwa, Vol. 3, No. 2, September. Pontianak: STAIN Pontianak 2013.

Hamis Syafaq, Radikalisme Sebagai Blocking Factor Bagi Perkembangan Peradaban Islam. Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam, Vol. 4, No. 2, Desember. Surabaya: UIN Sunan Ampel. 2014.

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1976

Kuntowijyoyo, Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia. 1984

Yusuf Qardhawi, Distorsi Sejarah Islam. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 2013.

Muhammad Husan Haikal, Hayatu Muhammad. Kairo: Maktabah al-Nahdliayah al-Mishriyah. 1968.

Siti Maryam, Sejarah Peradaban Islam: Dari masa Klasik hingga Modern. Yogyakarta: LESFI. 2004.

Thomas W. Arnold, Sejarah Da’wah Islam. Jakarta: Wijaya 1983.

Ulil Abshar Abdallah, Membela Kebebasan. Jakarta: Freedom Institute. 2006.

Luwis Ma’luf, Al-Munjid fi al-Lughah. Beirut: Dar al-Masyriq. 1973: 491-492

M. Quraish Shihab, Menyingkap Tabir Ilahi: Asma al-Husna Dalam Perspektif Al-Qur’an. Jakarta: Lentera Hati. 1999.

M. Quraidh Shihab, Tafsir al-Misbah. Jakarta: Lentera hati. 2006.




DOI: http://dx.doi.org/10.29300/jpkth.v8i1.2048

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 EL-AFKAR : Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis



Indexing by :
 

Indonesia One SearchGoogle ScholarGarudaROAD: the Directory of Open Access scholarly Resources

 

 
Creative Commons License
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis published by IAIN Bengkulu and disseminated through lisencing below Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License 

_________________________________________________

El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis
Institut Agama Islam Negeri Bengkulu
Raden Fatah Street, District of Pagar Dewa, Bengkulu City, 38211
Bengkulu, Sumatra, Indonesia